GuidePedia

0
Letak Komponen Engine Management System
Sebelum melakukan perbaikan, perhatikan letak sensor dan actuator pada kendaraan supaya pada waktu bekerja tidak kesulitan.

A. PEMERIKSAAN SENSOR

1. Knock Sensor

Knock sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur getaran abnormal yang terdengar seperti ketukan (Knock) akibat pembakaran yang tidak sempurna di dalam mesin.
Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini, jika hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti knock sensor.
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
20 (20,00)
120 sampai 280 kΩ
 2. Intake Air Temperature Sensor
Intake air temperature sensor (IAT) adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur suhu dan temperatur udara yang masuk kedalam intake manifold. Sensor ini biasanya diletakkan dekat dengan filter udara.
Ukur tahanan intake air temperature sensor, bila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti intake air temperature sensor
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
20 (20,00)
2,21 sampai 2,69 kΩ
80 (80,00)
0,29 sampai 0,354 kΩ
 3. Engine Coolant Temperature Sensor
Engine Coolant Temperature Sensor (ECT) adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan suhu dan temperatur air pendingin mesin, dimana suhu air pendingin digunakan sebagai indikator suhu mesin pada sistem EFI. Data suhu dari Engine Coolant Temperature Sensor ini digunakan oleh ECU untuk mengontrol Radiator Motor Fan.









Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini
Teks dalam Gambar
*a
engine coolant temperature tanpa harness dihubungkan
*b
*c
°C (°F)
Dalam hal memeriksa engine coolant temperature sensor dalam air, tidak diperbolehkan air membasahi terminal. Bila hasilnya tidak sesuai spesifikasi, ganti engine coolant temperature sensor.
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
20 (20,00)
2,29 sampai 2,60 kΩ
80 (80,00)
0,302 sampai 0,327 kΩ
4. Manifold Absolute Pressure Sensor
Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP) ini adalah sensor yang digunakan untuk mengukur tekanan udara vakum di dalam intake manifold. Data dari sensor ini digunakan untuk mengatur timing pengapian berdasarkan beban kerja mesin.






a. Periksa voltase power source
Lepas hubungan konektor vacuum sensor. Putar ignition switch ke ON. Ukur voltase sesuaikan dengan nilai spesifikasiPutar ignition switch ke off. Hubungkan kembali konektor vacuum sensor.
*spesifikasi voltase MAP sensor
Hubungan Tester
Kondisi Switch
Kondisi Spesifikasi
3 (VC) - 1 (-)
Ignition switch ON
4,5 sampai 5,5 V
b. Periksa vacuum dan tekanan.
Hubungkan intelligent tester ke DLC3.Putar ignition switch ke ON.Hidupkan tester.Enter ke menu berikut ini: Powertrain / Engine and ECT / Data List / MAP.Baca nilai MAP.
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
Tidak ada tekanan yang diberikan
Sama seperti tekanan atmosfir
Vacuum diberikan
Menunjukkan vacuum
Tekanan diberikan
Menunjukkan tekanan
**Jika hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti vacuum sensor.

 5. Camshaft Position Sensor
Camshaft Position Sensor (CMP) adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur derajat dan posisi puncak (Top) dari camshaft (noken as) pada tiap-tiap silinder mesin. Posisi top yang dimaksud adalah posisi puncak sebuah piston pada sebuah silinder, yaitu posisi piston-nya sedang berada di akhir langkah kompresi dan akan memulai langkah usaha.  
Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
Cold
1630 sampai 2740 Ω
Hot
2065 sampai 3225 Ω
PETUNJUK:
Dalam tebel di atas, istilah "Cold" dan "Hot" mengacu pada temperatur dari coil. Cold berarti sekitar -10 sampai 50 (14 sampai 50,00). Hot berarti sekitar 50 sampai 100 (122 sampai 100,00).
Bila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti camshaft position sensor.

6. Sensor Heated Oxygen
Oxygen sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kadar oksigen didalam gas buang. Dipasang pada bagian muer, Oxygen sensor akan menentukan timing dan waktu pengapian serta jumlah injeksi bahan bakar agar didapat pembakaran yang sesuai sehingga emisi gas buang menjadi lebih ramah lingkungan
Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 (HTR-) - 2 (HTR+)
20 (20,00)
11,7 sampai 15,5 Ω
1 (HTR-) - 4 (E)
Selalu
10 kΩ atau lebih tinggi
 7. Crankshaft Position Sensor
Crankshaft Position Sensor (CKP) adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran mesin (RPM). Sesuai namanya, sensor ini akan mengukur putaran crankshaft (poros engkol) guna mengetahui kecepatan mesin per satuan waktu putaran.
Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
Cold
1630 sampai 2740 Ω
Hot
2065 sampai 3225 Ω
PETUNJUK:
Dalam tebel di atas, istilah "Cold" dan "Hot" mengacu pada temperatur dari coil. Cold berarti sekitar -10 sampai 50
(14 sampai 50,00). Hot berarti sekitar 50 sampai 100 (122 sampai 100,00).
Bila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti crankshaft position sensor.


 8. Camshaft timing oil control valve (oil pressure sensor)
Oil pressure sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur tekanan oli mesin yang sedang mengalir di main gallery blok mesin. Saat tekanan oli di dalam mesin berkurang, sensor ini akan mengirimkan peringatan ke pengemudi melalui indicator oli. Namun, jika tekanan oli tidak ada, maka secara otomatis, mesin akan berhenti.




a. Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
20 (20,00)
6,9 sampai 7,9 Ω
Bila hasilnya tidak sesuai spesifikasi, ganti camshaft timing oil control valve assembly. 
b. Periksa cara kerja
Hubungkan kabel baterai positive (+) dari baterai ke terminal 1 dan kabel negatif (-) ke terminal 2, dan periksa gerakan valve.
Teks dalam Gambar
*a
camshaft timing oil control valve tanpa harness dihubungkan
*b
Ketika dipasang
*c
Ketika diputus
PERHATIAN: Pastikan valve bergerak bebas dan tidak macet pada posisi tertentu.Bila perlu, ganti camshaft timing oil control valve assemblyPETUNJUK:Akumulasi dari benda asing dapat mengakibatkan kebocoran tekanan minor. Kebocoran tekanan minor akan mengakibatkan camshaft menjadi advance atau retard, dan hal ini akan mengakibatkan DTC menjadi tersimpan.

9. Throttle Position Sensor (TPS)
Throttle Position Sensor (TPS) adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur derajat sudut buka dan tutup Throttle Valve (katup pedal gas). Dipasang dekat dengan throttle body, Throttle Position Sensor digunakan sebagai data oleh ECU untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan di injeksikan ke mesin.









a. Periksa throttle body assembly

Periksa bahwa throttle valve shaft tidak berderikPeriksa apakah tidak ada aliran yang tersumbat.Periksa bahwa throttle valve membuka dan menutup dengan lembut.Periksa apakah tidak ada celah antara sekrup throttle stop dan throttle lever ketika throttle valve ditutup secara penuh.PERHATIAN: Jangan menyetel sekrup throttle stop.
b. Periksa idle speed control valve
Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini.
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
3 - 1
27 (27,22)
45,6 sampai 50,4 Ω
4 - 2
27 (27,22)
45,6 sampai 50,4 Ω
Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti idle speed control valve
c. Periksa throttle position sensor
Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini.
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 (VC) - 2 (-)
25 (25,00)
2,5 sampai 5,0 Ω
Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti throttle position sensor. Periksa perubahan tahanan ketika throttle lever ditutup secara penuh. Standar tahanan meningkat secara proporsional sesuai sudut throttle lever.Tahanan Standar (PETUNJUK):
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
2 (-) - 3 (PSW)
Tertutup penuh
0,3 sampai 5,8 kΩ
2 (-) - 3 (PSW)
Terbuka penuh
1,98 sampai 9,16 kΩ
Bila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti throttle position sensor.



B. PEMERIKSAAN ACTUATOR

1. Pompa bahan bakar
a. Periksa tekanan bahan bakar
  • Ukur battery voltage.
Voltase standar:
11 sampai 14 V
  • Lepas hubungan kabel dari terminal negatif baterai.
  • Lepas hubungan fuel hose dari pulsation damper, kemudian pasang SST.
  • Hubungkan kabel ke negative battery terminal.Bersihkan tumpahan bensin manapun.
  • Gerakkan fuel pump
  • Ukur tekanan bahan bakar.
Tekanan bahan bakar:
319 k sampai 329 kPa (3.3 sampai 3.4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)
  • Bila fuel pressure lebih besar dari nilai standar, ganti fuel pump.
  • Bila fuel pressure kurang dari nilai standar, periksa fuel hose, sambungan fuel hose, fuel pump, fuel filter dan fuel pressure regulator.
  • Pasang F/P relay.
  • Setelah mengukur fuel pressure, lepaskan hubungan kabel dari negative battery terminal. Lepas SST dengan hati-hati untuk mencegah bensin tumpah.
  • Hubungkan fuel hose ke pulsation damper.
Teks dalam Gambar
*1
Pressure Gauge
*2
Selang
*3
T-joint
*4
Fuel Hose
*5
Pulsation Damper (Peredam Pulsa)
b. Periksa pengopeasian fuel pump
  • Lepas F/P relay dari fuse block
  • Gunakan service wire, hubungkan terminal 3 dan 5 pada fuse block.
PERHATIAN:Pastikan tidak terjadi kesalahan saat menghubungkan ke terminal. Hal ini mungkin dapat menyebabkan malfungsi.
  • Putar ignition switch ke ON, dan periksa bahwa fuel pump bekerja.
  • Periksa bahwa skrup pulsation damper ditekan ke atas dengan pengoperasian fuel pump.
  • Jika tidak, periksa mengikuti bagian-bagian.
Fusible link (Penghubung Fuse)FuseEFI relayF/P relayFuel pumpECMWiring connection
  • Putar ignition switch ke off.
  • Pasang F/P relay ke fuse block
2. Fuel Injector Assembly
a. Periksa tahanan.
Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini.
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
20°C (68 °F)
11.6 sampai 12.4 Ω
PERHATIAN:Setelah mengganti injector assembly, lakukan "pemeriksaan setelah perbaikan"Jika hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti fuel injector.
b. Periksa cara kerja.
PERHATIAN:Lakukan pemeriksaan pada tempat dengan ventilasi yang baik. Jangan melakukan pemeriksaan berdekatan dengan yang dapat menyebabkan nyala api.
SST (konektor) seal konektor tabung bahan bakar dan pipa dengan O-ring.
Teks dalam Gambar
*1
SST (Hose)
*2
SST (Clip)
*3
SST (Fuel Tube Connector)
*4
Pipa Bahan Bakar
*5
Retainer
*6
O-ring





Periksa bahwa tidak ada kerusakan atau benda asing pada permukaan kontak.
Pasang O-ring pada injektor bahan bakar.
Teks dalam Gambar
*1
O-ring
*2
Vinyl tube
*3
SST (Clamp)
*4
SST (Clip)
*5
SST (Adapter)
Hubungkan SST (konektor pipa bahan bakar) ke SST (selang), kemudian hubungkan ke pipa bahan bakar (sisi kendaraan).

  • Pasang O-ring baru pada fuel injector.
  • Hubungkan SST (adapter dan selang) ke injektor bahan bakar assembly, dan tahan injektor bahan bakar assembly dan union dengan SST (klem).
  • Hubungkan SST (selang a) ke fuel pipe No. 1.
  • Atur fuel injector dalam urutan cylinder.
  • Aktifkan fuel pump.
  • Pasang SST ke dalam fuel injector.
  • Sambung SST ke battery, dan ukur volume injeksi selama 15 detik. Lakukan pemeriksaan 2 atau 3 kali, kemudian hitung rata-ratanya.
Volume standar:
Injection Volume
Perbedaan antara fuel injector
47 sampai 58 cm3 (2.9 sampai 3.5 cu in.) per 15 detik.
11 cm3(0.7 cu in.) atau kurang
PERHATIAN:Selalu lakukan switching pada sisi battery.
Jika hasil tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti fuel injector.
c. Periksa dari kebocoran.
Bila memeriksa volume injeksi, lepas SST dari battery. Periksa kebocoran bahan bakar dari fuel injector.
Standar:1 tetes atau lebih kecil setiap menit
Jika hasil tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti fuel injector.


3. Fuel Pump Assembly
a. Periksa tahanan fuel pump.

Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini.
Tahanan Standar:
Hubungan Tester
Kondisi Spesifikasi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
20°C (68°F)
0.2 sampai 3.0 Ω
b. Memeriksa cara kerja fuel pump.
Jika hasil tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti fuel pump.
Hubungkan kabel positive battery (+) ke terminal 1 konektor dan kabel negative battery (-) ke terminal 2, kemudian. Periksa apakah fuel pump bekerja.
Jika fuel pump tidak bekerja, ganti fuel pump.
PERHATIAN:Test ini harus dilakukan dalam waktu 10 detik setelah menghubungkan battery untuk mencegah coil terbakar.Jaga fuel pump sejauh mungkin dari baterai.Putar voltase on dan off pada sisi battery, bukan sisi fuel pump.
c. Memeriksa Fuel Sender Gauge Assembly
Periksa bahwa pelampung bergerak dengan halus antara F dan E.
Ukur tahanan sesuaikan dengan nilai dalam tabel di bawah ini.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi
Kondisi Spesifikasi
1 - 2
F (Batas atas)
13.5 sampai 16.5 Ω
1 - 2
1/2
176.9 sampai 201.9 Ω
1 - 2
E (Batas bawah)
405.5 sampai 414.5 Ω
Bila hasilnya tidak sesuai spesifikasi, ganti sender gauge bahan bakar assembly

Post a Comment

 
Top